Monday, September 12, 2016

BERBAGAI JENIS RACUN SEBAGAI REFERENSI NOVEL KAMU (4)

Melanjutkan referensi Berbagai Jenis Racun Sebagai Referensi Novel Kamu (3), inilah daftar racun berbahaya di urutan 7 dan 8 :


7.       MERCURY

Mercury yang memiliki simbol kimiawi Hg dalam bentuk padat, namun senyawa ini memiliki 3 bentuk berbahaya. Pertama dalam bentuk unsur yang dapat ditemukan  dengan mudah pada thermometer kaca. 


Zat ini sebenarnya tidak berbahaya bila disentuh tapi mematikan jika terhirup. Kedua dalam bentuk merkuri organik yang biasanya digunakan untuk membuat baterai, akan mematikan bila tertelan. Sementara bentuk ketiga berupa organik yang banyak ditemukan pada ikan seperti tuna atau ikan todak.

Meski jumlah konsumsinya dibatasi hanya 170 gr per minggu tetap saja berpotensi mematikan dalam jangka waktu lama. Seluruh elemen, kecuali dalam bentuk cair, sangat beracun dan bisa mendatangkan kematian dalam dosis hanya kurang dari 1 gr.

Bercak Mercury yang terhirup bersama udara
menimbulkan noda di paru-paru

Kerusakan yang dilakukan Mercury saat meracuni makluk hidup adalah dengan menahan aliran darah ke organ-organ penting yang memerlukannya. Efeknya meliputi kerusakan otak, ginjal, dan paru-paru. Sementara efek lain keracunan Mercury dosis kecil tapi berkesinambungan adalah berupa Pink Disease, Sindrom Hunter-Russell, dan Minamata Diseases.

Baca juga :
Pink Diseases adalah penyakit dimana tubuh penderitanya berubah warna menjadi merah muda. Darah manusia yang seharusnya merah kekurangan haemoglobin karena telah rusak dan berubah lebih pucat.

Sindrom Hunter-Russell, penyakit dimana penderitanya mengalami kehilangan kemampuan berbicara dan melihat.

Minamata Diseases adalah sindrom kelainan fungsi syaraf yang diakibatkan keracunan akut air raksa. Gejalanya seperti kesemutan pada kaki dan tangan, lemas yang berlebihan, dan menyempitnya sudut pandang.  

Ikan yang mati keracunan Mercury
Kerusakan alam yang diakibatkan oleh pemanasan global juga menaikkan tingginya keracunan Mercury pada manusia karena manusia banyak memakan ikan laut yang telah terpolusi dan terkontaminasi limbah kimia buangan dari darat.

Kebiasaan mengonsumsi ikan paus dan lumba-lumba yang dilakukan masyarakat Jepang juga jadi salah satu penyebab keracunan Mercury. Tetsuya Endo, professor dari Fakultas Kesehatan di Universitas Hokaido telah melakukan serangkaian tes kepada daging paus yang dibelinya di kota Taiji dan menemukan bahwa kandungan Mercury pada daging tersebut 20 kali lebih tinggi dari standar Mercury yang diperbolehkan untuk dikonsumsi.

8.       DIMETHYLMERCURY


Senyawa yang satu ini dilaporkan sebagai salah satu komponen organometalik dari mercury yang paling awal. Dibentuk dari proses fusi sodium amalgam dengan methyl halides, senyawa ini mencapai bentuk stabilnya sebagai dimethylmercury. Dengan bentuknya yang berupa cairan tanpa warna senyawa ini menjadi salah satu neurotoxin yang paling mematikan.

Digambarkan juga bahwa senyawa ini memiliki bau manis yang ringan menyerupai parfum, namun dilarang untuk menghirupnya terlalu lama hanya untuk mendeteksinya sebab itu akan sangat mematikan bagi tubuh dalam dosis dan menit selanjutnya. 

Zat yang satu ini tergolong sebagai pembunuh lambat buatan manusia yang justru membuatnya berbahaya. Dengan penyerapan dosis serendah 0,1ml saja telah terbukti fatal akibatnya, sementara gejala keracunan baru terdeteksi atau baru muncul berbulan-bulan setelah paparan awal terjadi.

Berita kematian Prof. Wetterhahn
akibat Dimethylmercury

Tidak ada gejala yang dirasakan oleh korban sehingga mereka tidak mengetahui bahwa dirinya telah teracuni pada tahap awal sehingga akan sangat terlambat untuk diobati. Pada tahun 1997 Karen Wetterhahn, seorang professor Kimia di Dartmouth College, New Hampshire, terkena tumpahan dua tetes saja racun dari dimethylmercury di tangannya yang bersarung, dan gejalanya baru muncul empat bulan setelahnya. Profesor itu meninggal di bulan yang kesepuluh.

Dari kasus itu terbukti bahwa dimethylmercury dapat melewati latex yang biasa digunakan sebagai bahan sarung tangan karet laboratorium atau PVC pada pipa dalam hitungan detik. Setelah menembus lateks, cairan itu dapat diserap begitu cepat oleh kulit.

Banyaknya alat pengaman yang digunakan untuk mencegah terjadinya pemaparan dari cairan kimia ini tidak mampu melindungi dari kontaminasi dimethylmercury yang telah terlepas ke alam bebas.

Begitu berbahayanya dimethylmercury sehingga senyawa ini sampai saat ini tidak digunakan untuk keperluan apapun bagi kehidupan manusia selain disimpan dalam tabung penyimpanan yang aman dalam laboratorium.


No comments:

Post a Comment